A. Prenjak / Ciblek Jawa
Perenjak / Ciblek adalah nama segolongan burung kecil yang lincah dan
banyak berkicau. Dahulu, kelompok burung ini dimasukkan ke dalam satu suku
(familia) yakni Sylviidae, namun belakangan ini --menurut taksonomi
Sibley-Ahlquist yang berdasarkan analisis DNA-- suku tersebut dipecah
kekerabatannya menjadi Sylviidae (part) dan Cisticolidae.
Perenjak disebut dengan nama-nama umum di pelbagai daerah,
seperti prenjak (Jw.), ciblek (Jw.), cinenen (Sd.), cici atau kecici (Btw.),
murai (Mly.), dan lain-lain.
Ciri-Ciri
Burung ini
umumnya berukuran kecil, ramping dan berekor panjang. Panjang tubuh, diukur
dari ujung paruh hingga ujung ekor, kebanyakan antara 10-15 cm; meski ada pula
yang lebih dari 25 cm. Kebanyakan berwarna kekuningan, hijau zaitun, atau
kecoklatan di punggung, dengan warna keputihan atau kekuningan di perut.
Bersuara
nyaring dan resik, perenjak seringkali berbunyi tiba-tiba dan berisik. Beberapa
jenis berbunyi keras untuk menandai kehadirannya, sambil bertengger pada ujung
tonggak, ujung ranting, tiang, kawat listrik atau tempat-tempat menonjol
lainnya.
Kebiasaan
Burung perenjak
menyukai tempat-tempat terbuka, seperti wilayah semak belukar, padang ilalang,
kebun, pekarangan, tepi sawah dan rawa, tepi hutan dan lain-lain.
Mencari
makanannya yang berupa ulat, belalang, capung dan aneka serangga kecil lainnya,
yang tersembunyi di antara dedaunan dan ranting semak atau pohon. Perenjak
sering dijumpai berpasangan, atau dengan anak-anaknya yang beranjak dewasa.
Jenis-jenis
perenjak sering bersarang di rumpun ilalang, semak belukar atau kerimbunan daun
perdu. Terkadang sarang ini ‘dititipi’ telur burung wikwik kelabu (Cacomantis
merulinus) dan sebangsanya yang bersifat parasit.
Beberapa
contoh jenis perenjak yang sering teramati di sekitar kita adalah:
Suku
Cisticolidae
- Perenjak jawa (Prinia familiaris)
Perenjak jawa atau yang juga dikenal dengan
nama ciblek adalah sejenis burung pengicau dari suku Cisticolidae (pada banyak
buku masih dimasukkan ke dalam suku Sylviidae). Dalam bahasa Inggris burung ini
dikenal sebagai bar-winged Prinia, merujuk pada dua garis putih pada setiap sayapnya.
Nama ilmiahnya adalah Prinia familiaris
Burung kecil ramping, dengan panjang total
(diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 13 cm. Hampir seluruh sisi
atas badan berwarna coklat hijau-zaitun. Tenggorokan dan dada putih, perut dan
pantat kekuningan. Sisi dada dan paha keabu-abuan. Ciri khasnya sayap dengan
dua garis putih, serta ekor panjang dengan ujung berwarna hitam dan putih.Paruh
panjang runcing, sebelah atas berwarna kehitaman dan sebelah bawah kekuningan.
Kaki langsing dan rapuh berwarna coklat kemerahan atau merah jambu.
Burung yang ramai dan lincah, yang sering
ditemui di tempat terbuka atau daerah bersemak di taman, pekarangan, tepi
sawah, hutan sekunder, hingga ke hutan bakau. Juga kerap teramati di perkebunan
teh. Dua atau tiga ekor, atau lebih, kerap terlihat berkejaran sementara
mencari makanan di antara semak-semak, sambil berbunyi-bunyi keras
cwuit-cwuit-cwuit.. ciblek-ciblek-ciblek-ciblek.. ! Ekor yang tipis digerakkan
ke atas saat berkicau.
Mencari mangsanya yang berupa aneka serangga
dan ulat, perenjak jawa berburu mulai dari permukaan tanah hingga tajuk
pepohonan. Burung ini membuat sarangnya di rerumputan atau semak-semak hingga
ketinggian sekitar 1,5 m di atas tanah. Sarang berbentuk bola kecil dianyam
dari rerumputan dan serat tumbuhan.
Perenjak jawa adalah burung endemik (menyebar
terbatas) di wilayah Sumatra, Jawa dan Bali. Di Sumatra tidak jarang sampai
ketinggian 900 m dpl, sedangkan di Jawa dan Bali umum sampai ketinggian 1.500 m
dpl.
Perbedaan Jantan dan
Betina
Jantan dibedakan dari betina dengan ukuran
tubuhnya yang lebih besar dan aktif berkicau. Ekor lebih panjang dan warna
sayap yang lebih gelap. Juga bisa dibedakan dari warna paruh bagian bawahnya :
Paruh bawah berwarna putih pucat adalah betina
Paruh bawah berwarna putih dengan ujung hitam
adalah burung jantan muda
Paruh bawah berwarna hitam menyeluruh adalah
burung jantan dewasa
Bila masih muda dapat dibedakan melalui kuku
jari
Kuku jari kaki yang berwarna kusam adalah
burung jantan
Kuku jari kaki bersih adalah burung betina
- Cici padi (Cisticola juncidis)
Cici padi adalah nama sejenis burung pengicau
yang bertubuh kecil mungil. Di musim berbiak, burung jantan kerap terbang
tinggi, naik turun dan berputar-putar di suatu tempat sambil berbunyi-bunyi
khas untuk menarik perhatian betinanya. Suaranya dik-dik.. dik-dik atau zit-zit
..zit-zit berulang-ulang. Karenanya, dalam bahasa Inggris dinamai sebagai
Zitting Cisticola.
Berukuran kecil, panjang tubuh dari ujung paruh
hingga ujung ekor sekitar 10 cm. Sisi atas tubuh kecoklatan bergaris-garis atau
bercoret kehitaman, sisi bawah tubuh agak pucat; lebih putih daripada Cici
merah. Tungging kuning tua kemerahan dengan ujung ekor berwarna putih menyolok.
Ekor kerap digerak-gerakkan menutup dan membuka serupa kipas, sehingga burung
ini juga dinamai Fan-tailed Warbler.
Alis putih, sisi leher dan tengkuk berwarna pucat.
Iris mata coklat, paruh coklat, kaki putih sampai kemerahan. Kebiasaan burung
ini menghuni padang rumput dan persawahan, terutama dekat air. Pemalu, jarang
terlihat kecuali pada musim berbiak, di mana burung jantan sesekali keluar
untuk memikat betinanya. Memangsa aneka jenis serangga, Cici padi lebih banyak
menjelajah di sela-sela kerimbunan batang-batang rumput yang tinggi.
Burung jantan bersifat polygamous, kawin dengan
beberapa betina dalam satu musim. Sarang berupa mangkuk dibuat di antara
batang-batang rumput yang lebat dan tersembunyi. Sarang ini tersusun dari
daun-daun rumput yang dianyam dan dijahit dengan aneka serat tumbuhan dan
jaring laba-laba. Di bagian atasnya, sering dijahitkan beberapa lembar daun
atau rumput untuk menutupi dan menyamarkan sarang. Telur 3-6 butir.
Suku
Sylviidae
- Cinenen pisang (Orthotomus sutorius)
Cinenen pisang adalah sejenis burung pengicau dari suku Sylviidae. Nama-nama lainnya dalam bahasa daerah adalah cinenen (nama umum, Sd.), prenjak (umum, Jw.), cici (umum, Btw.) dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Common Tailorbird, karena kebiasaannya menjahit dedaunan sebagai sarangnya.
Burung yang kecil dan ramping. Di Jawa, panjang total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 10 cm.
Bulu-bulu dahi dan mahkota (di atas kepala) berwarna merah karat, kekang dan sisi kepala keputihan, dengan alis kekuningan. Tengkuk keabu-abuan. Punggung, sayap dan ekor hijau zaitun. Tubuh bagian bawah putih, dengan sisi tubuh abu-abu. Jantan dan betina serupa, kecuali di musim berbiak, di mana bulu tengah ekor si jantan tumbuh memanjang.
Iris mata kuning tua pucat; paruh sebelah atas kehitaman, sebelah bawah merah jambu keputihan; kaki merah jambu. Bulu paha agak kemerahan.
Kebiasaan burung ini bergerak dengan lincah di antara ranting-ranting dan dari pohon ke pohon, sering bersama dengan pasangannya. Burung ini memburu aneka serangga kecil-kecil, ulat dan laba-laba dari antara dedaunan.
Cinenen pisang biasa didapati di pekarangan, kebun, hutan sekunder dan hutan-hutan lain yang terbuka. Bersarang di semak dan belukar, burung ini menjahit tepian satu atau beberapa helai daun lebar yang berdekatan, dengan serat tumbuhan atau jaring laba-laba. Sehingga terbangun semacam kantung, di mana di tengahnya dianyam sarang berbentuk bola dari rumput, ranting yang lembut dan serat tumbuhan umumnya. Oleh sebab itu burung ini dikenal sebagai tailorbird (burung penjahit). (Uraian lain dan foto sarang, dapat dilihat pada situs di bawah).
Cinenen pisang meletakkan sekitar 2-3 butir telur yang berwarna putih kehijauan dengan bercak merah jambu. Di Jawa tercatat bersarang di bulan April, dan September-Januari.
Bersuara nyaring dengan aneka lagu, te-cii te-cii te-cii... berulang-ulang; cuik-cuik-cuik-cuik-cuik... cepat dan monoton; cieciecieciecie..ciecie..cie..cie tiba-tiba, cepat dan makin lambat; cink-cink-cink... , ciew ! ..ciew ! memanggil; cwi.. cwi.. perlahan, atau suara tunggal twiiiii... agak panjang, serta aneka suara lainnya. Suara peringatan bahaya: cekcekcekcekcekcek-cek-cek-cek... .
Cinenen pisang menyebar mulai dari India hingga Tiongkok, Hainan, Asia Tenggara, Semenanjung Malaya, dan Jawa.
- Cinenen kelabu (O. ruficeps)
Cinenen kelabu (Orthotomus ruficeps) adalah jenis burung pengicau dengan panjang tubuh 10-12 cm. Burung ini, terutama dalam perdagangan, dikenal juga dengan nama prenjak. Namanya dalam bahasa Inggris ialah Ashy tailorbird.
Burung ini mempunyai paruh, berdarah panas, dan membiak dengan cara bertelur, memiliki bulu dasar coklat kemerahan. Bagian bawah badan ditutupi bulu berwarna abu-abu kecoklatan memutih pada bagian bawah. Kaki langsing dan rapuh berwarna merah. Ekor tersusun bertingkat dan terangkat setiap kali beraktivitas. Burung ini banyak ditemui di daerah perkebunan dan hutan tropis.
Burung ini merupakan burung pemakan serangga kecil. Dalam penangkaran biasanya diberikan pakan alami berupa jangkrik, kroto, dan pelet.
Perbedaan jantan dan betina terlihat dari ukuran badan dan warna. Burung jantan lebih agresif berkicau, berukuran lebih besar, dan memiliki semburat merah di kepala.
- Cica kored (Megalurus palustris)
B. Ciblek Gunung
Ciblek atau Prenjak Gunung adalah salah satu sekian jenis burung dari keluarga Cisticolidae yang cukup menjadi bahan perbincangan sebagian besar penghobi. Cukup banyak yang menilai, bahwa burung yang bernama latin Prinia atrogularis tersebut paling kelihatan dominan jika dibandingkan dengan jenis burung Prenjak lainnya. Suaranya diklaim lebih bervariasi dan karakternya lebih agresif. Adapun dari segi perawakan. Ciri dan warna tubuh Ciblek Gunung juga dinilai lebih indah dan mudah dikenali daripada jenis Ciblek pada umumnya.
Maka tak heran mengapa harga Ciblek Gunung yang ada di pasaran saat ini relatif lebih mahal dari pada jenis Ciblek lainnya. Disamping keberadaannya di alam bebas sudah semakin langka, para pembudidaya burung yang mempunyai ciri khas mata bewarna merah ini memang saat ini tidak terlalu banyak. Berbeda dengan sejenisnya seperti Prenjak Pari atau Sawah. Selain di pasaran dijual ombyokan layaknya burung Pleci, populasi di habitat aslinya juga relatih masih terjaga daripada Prenjak Gunung.
Hanya saja anggapan mengenai burung Prenjak Gunung lebih hebat dari segi suara maupun mental, rasanya kurang tepat. Mungkin benar, jika kelebihan Prinia atrogularis dilihat dari segi fisik karena memang sangat berbeda dengan sejenisnya. Namun, pada dasarnya tergantung pemilik dalam merawat dan melatihnya. Tidak ada dasaran yang pasti, bahwa Ciblek Gunung lebih baik dengan jenis Ciblek lainnya. Lebih tepatnya semua tergantung perawatan dan setelan harian seperti pakan, pemandian, pengerodongan, pemasteran dan sebagainya.
Burung yang satu ini sebenarnya tidak hanya populer dengan nama Prenjak Gunung. Terkadang para penghobi burung juga menyebutnya dengan nama Cigun dan Ciblek Sumatera. Nama Prenjak Sumatera yang diberikan sendiri tentu sangat berasalan, sebab sebagian besar wilayah penyebaran di Indonesia untuk unggas yang bernama latin Prinia atrogularis ini memang berada di Pulau tersebut. Di habitat asli, ia biasanya menyukai pegunungan dan perbukitan pada ketinggian 600 hingga 2500 meter dpl. Ia juga termasuk burung koloni yang mana jenis ini selalu hidup berkelompok dalam jumlah yang cukup banyak.
Ciri-ciri Ciblek Gunung cukup mudah untuk dikenali. Badannya rata-rata berkisar antara 15 hingga 16 cm, lebih besar jika dibandingkan dengan jenis ciblek lainnya. Hampir semua bagian tubuhnya bewarna cokelat. Ekornya panjang, bahkan panjangnya bisa melebihi panjang tubuhnya. Pada bagian pipi bewarna abu-abu dan bagian alis terdapat warna putih serta semua sisi-sis tubuhnya bewarna kekuningan. Iris mata bewarna cokelat kemerahan dan kaki bewarna merah muda serta paruh bagian atas cenderung lebih gelap daripada paruh bagian bawah.
Perawatan dan Setelan Harian Ciblek Gunung
Jika menyinggung soal perawatan maupun setelan harian Prenjak Gunung, pada dasarnya juga sama dengan jenis burung pengicau lainnya. Tetap ada beberapa poin yang musti diperhatikan untuk merawat agar ia tetap sehat agar rajin bunyi maupun saat ia sedang sakit atau Ngedrop. Dikutip dari omkicau.com, pakan jangkrik sedikitnya 5 ekor saja dalam sehari yang bisa diberikan 2 ekor pada waktu pagi hari dan 3 ekor pada saat sore hari. Pemandian bisa dilakukan pagi dan sore serta penjemuran bisa dilakukan selama 2 hingga 3 jam. Misalnya pada pukul 07.00 – 10.00.
Untuk perawatan Cibek Gunung ketika Ngedrop berbeda lagi. Berdasarkan omkicau.com, untuk sementara waktu burung harus dipisahkan di tempat berbeda dengan burung-burung master lain yang sudah gacor. Sebaiknya kerodong dulu di tempat-tempat yang sejuk dan tenang. Namun pada waktu inilah waktu yang tepat untuk men-charge suara dengan burung Prenjak Gunung Betina. Porsi pakan EF (extra fooding) sebaiknya ditambah dari biasanya. Jika semisal biasanya memberikan 5 Jangkrik, pemilik bisa memberikan 6 ekor Jangkrik dalam sehari. Lakukan ini setiap hari sampai burung mau berbunyi kembali.
C. Prenjak Padi
Perenjak padi (bahasa Latin: Prinia inornata) adalah spesies burung dari keluarga Cisticolidae, dari genus Prinia. Padang rumput, gelagah, paya-paya, sawah, kebun jagung adalah habitat burung spesies ini. Burung ini bisa ditemui hingga ketinggian 1.500m dpl.
Ciri - ciri
Perenjak padi memiliki tubuh berukuran agak besar(15cm), ekor panjang, alis mata keputihan, iris coklat muda, paruh atas coklat, paruh bawah kemerahjambuan pucat, kaki kekuningan. Tubuh bagian atas coklat abu-abu buram. Tubuh bagian bawah kuning tua sampai merah karat. Punggungnya lebih pucat dan lebih seragam daripada perenjak coklat. Burung ini memiliki sifat aktif berpindah antar tenggeran. Burung spesies ini hidup dalam kelompok kecil.
D. Prenjak Sisi Merah
Prinia berlapis tawanya (Prinia subflava) adalah burung pejalan kaki kecil milik genus Prinia di keluarga Cisticolidae, keluarga pelacur Dunia Lama. Hal ini tersebar luas dan umum di sebagian besar wilayah Afrika selatan Sahara. Prinia polos (P. inornata) di Asia selatan sebelumnya termasuk dalam spesies ini namun sekarang biasanya dianggap sebagai spesies yang terpisah.
Panjangnya 10-13 sentimeter dengan ekor panjang, sempit, lulus dan tagihan yang cukup panjang dan ramping. Ekornya sering dipegang tegak atau melambai dari sisi ke sisi. Bagian atas berwarna abu-abu coklat dengan tepi cokelat rufous ke bulu penerbangan dan nada rufous ke pantat. Tenggorokan dan payudara keputihan sementara sayap dan ventunya hangat. Ada garis keputihan di atas mata dan lorenya gelap. Bulu ekor memiliki ujung putih dan pita subterminal yang gelap.
Jenis kelaminnya serupa dalam penampilan. Burung yang tidak berkembang biak memiliki ekor yang lebih panjang daripada burung pengembangbiakan. Remaja memiliki bagian bawah kuning pucat dan tagihan kekuningan.
Panggilannya singkat, berangin dan cepat terulang. Lagu itu adalah rangkaian nada melengking yang monoton. Pria itu sering bernyanyi dari tempat bertengger yang terbuka.
Prinia pucat (P. somalica) dari Afrika Utara-timur serupa tapi pucat dan rata dengan lapisan-lapisan putih. Tempat itu menghuni habitat yang lebih kering dan lebih terbuka daripada prinia yang berengsel. Prinia sungai (P. fluviatilis) dari Afrika Barat juga lebih pucat dan rata dan memiliki ekor yang lebih panjang. Hal ini terbatas pada vegetasi di sekitar.
Ada sepuluh subspesies yang tersebar di sebagian besar wilayah sub-Sahara Afrika kecuali wilayah terkering dan paling basah. Ini tidak ada di sebagian besar Lembah Kongo, Namibia selatan, Botswana barat daya dan bagian barat Afrika Selatan. Ditemukan di antara semak belukar dan rumput di berbagai habitat termasuk hutan, savana dan daerah budidaya. Ini beradaptasi dengan baik untuk habitat buatan manusia dan tidak dianggap terancam.
Ini memakan serangga dan invertebrata lainnya. Ini mencari makan di kawanan kecil yang bergerak melalui semak-semak dan semak belukar.
Sarangnya berbentuk tas dan terbuat dari potongan rumput yang dijalin bersama. Dibangun satu sampai dua meter di atas tanah. Dua sampai empat butir telur diletakkan; Mereka bervariasi dalam warna tanah dan biasanya memiliki noda coklat atau ungu atau bercak.
D.Prenjak Rawa
Perenjak rawa (Prinia flaviventris) adalah spesies burung dalam famili Cisticolidae. Kecil (13 cm), berwarna hijau-zaitun. Ekor panjang, dada putih, perut kuning khas. Kepala abu-abu, alis-mata keputih-putihan samar (kadang-kadang). Tubuh bagian atas hijau-zaitun, lingkar mata kuning-jingga. Dagu, kerongkongan, dan dada atas putih.
Iris coklat; paruh atas hitam sampai coklat, paruh bawah berwarna pucat; kaki jingga.
Suaranya kadang terdengar seperti suara kucing kecil “scink-scink-scink”. Juga kicauan yang cepat meluap-luap, bergemerincing menurun “tidli-idli-u”, dengan penekanan pada nada terakhir.
Di Sumatera (termasuk Nias) dan Kalimantan, sering terlihat sampai ketinggian 900 m. Di Jawa barat, agak jarang di habitat yang sesuai. Di Bali tidak tercatata.:Menghuni rawa gelagah, padang rumput tinggi, dan semak-semak. Cukup pemalu. Tinggal di rerumputan yang tinggi atau gelagah, tidak terlihat kecuali ketika bernyanyi. Bertengger pada batang yang tinggi.
E. Ashy prinia
Ashy prinia (Prinia socialis) adalah warbler kecil. Prinia ini adalah peternak penduduk di benua India, yang tersebar di sebagian besar India, Nepal, Bangladesh, Bhutan, Sri Lanka dan Myanmar barat. Ini adalah burung biasa di kebun kota dan lahan pertanian di banyak bagian India dan ukurannya yang kecil, warna yang khas dan ekor yang tegak membuatnya mudah dikenali. Populasi utara memiliki pantat dan punggung yang rimbun dan memiliki peternakan yang berbeda dan bukan pengembangbiakan sementara populasi lainnya kekurangan variasi tersebut.
Burung ini memiliki panjang 13-14 cm ini memiliki sayap bulat pendek dan ekor krim wiski yang ketinggalan zaman yang berujung bintik-bintik subterminal hitam. Ekor biasanya dipegang tegak dan kaki kuat digunakan untuk memanjat dan melompat ke tanah. Mereka memiliki tagihan hitam pendek. Mahkota abu-abu dan bagian bawahnya rufous di kebanyakan plumage. Dalam pembiakan bulu, orang dewasa dari populasi utara abu abu di atas, dengan mahkota dan pipi hitam tanpa sayap supercilium dan rufescent. Pada musim non-kawin, populasi ini memiliki supercilium putih pendek dan sempit dan ekornya lebih panjang. [3] Mereka ditemukan sendiri atau berpasangan di semak belukar dan sering mengunjungi tanah.
Di musim dingin, subspesies utara, P. s. Stewartii Blyth, 1847, memiliki bagian atas coklat hangat dan ekor yang lebih panjang dan memiliki variasi musiman pada bulu binatang. Perlombaan lainnya mempertahankan bulu musim panas sepanjang tahun. Benggala Barat dan ke timur memiliki ras inglisi Whistler & Kinnear, 1933 yang lebih gelap di atas slaty daripada menominasikan ras Semenanjung dan rufous lebih dalam di sisi-sisi dengan paruh yang lebih halus dan lebih pendek. Ras endemik yang khas di Sri Lanka, P. s. Brevicauda Legge, 1879, memiliki ekor yang lebih pendek dan memiliki anak-anak dengan bagian bawah yang kekuning-kuningan terlepas dari panggilan yang berbeda.
Burung pemangsa ini ditemukan di padang rumput kering terbuka, hutan terbuka, semak belukar dan kebun rumah di banyak kota. Batas utara spesies berada di sepanjang kaki bukit Himalaya yang membentang ke sistem sungai Indus bagian atas. Spesies ini tidak ada di zona gurun kering di sebelah barat India dan meluas ke timur ke Burma. Penduduk Sri Lanka ditemukan terutama di dataran rendah namun naik ke perbukitan sekitar 1600 m.
Seperti kebanyakan warbler, pramut asma itu pemakan serangga. Lagunya adalah tchup berulang, tchup, tchup atau zeet-zeet-zeet. Panggilan lain adalah tee-tee-tee hidung. Ini juga membuat suara seperti "percikan listrik" selama penerbangan fluttery yang diperkirakan diproduksi oleh sayap. (Namun demikian, satu penulis mengatakan bahwa itu dibuat oleh paruh )
Hal ini paling mudah dibedakan dengan suara gertakan keras yang dibuatnya saat terbang. Bagaimana kebisingan ini dihasilkan kita tidak tahu pasti. Reid berpendapat burung itu menangkap ekornya yang panjang. Apa sebenarnya ini berarti saya tidak tahu. Jesse percaya bahwa suaranya diproduksi oleh rahang burung. Saya telah menghabiskan banyak waktu untuk menonton burung itu, dan saya cenderung berpikir bahwa kebisingan disebabkan oleh pemukulan sayap ke ekor. Yang terakhir ini terus-menerus diayunkan dan tersentak, dan menurut saya sayapnya menangkisnya saat burung itu terbang. Saat burung merpati dan burung merpati terbang, sayap mereka sering bertemu, menyebabkan suara mengepak. Saya berpendapat bahwa sesuatu yang serupa terjadi saat si penyihir berambut abu-abu mengambil sayapnya.
Genus Prinia yang tidak bermigrasi menunjukkan rusa dua tahunan yang langka di antara orang-orang yang lewat. Sebuah mabung terjadi pada musim semi (April-Mei) dan mabung lainnya terjadi pada musim gugur (Oktober-November). Gondok dua kali berteori untuk disukai bila beban ektoparasit sangat tinggi, namun tidak ada investigasi yang dilakukan. Prinia socialis moults beberapa remiges dua kali setahun dan disebut memiliki mabung dua tahunan namun beberapa penulis menggambarkan P. socialis socialis sebagai memiliki dua moults lengkap.
Burung tetap berpasangan tapi bertengger di cabang pohon kecil atau semak belukar.
Pembiakan
Lagu ini dikirim dari atas semak-semak dan jantan membuat tampilan fluttery dengan ekornya terangkat. The ashy prinia membangun sarangnya dekat dengan tanah di semak atau rumput tinggi dan meletakkan 3-5 butir telur. Beberapa jenis sarang telah dijelaskan termasuk secangkir tipis yang dibuat dengan menjahit beberapa daun besar; Sebuah tas berbentuk persegi panjang dengan batang rumput di dalam struktur; Dan bola rumput yang tipis. Sarang yang biasa ditempatkan rendah di semak dan terdiri dari daun yang dijahit bersama dengan jaring, dilapisi dengan rambut dan memiliki pintu masuk di sampingnya. Telurnya berbentuk oval agak runcing dan sangat glossy. Mereka bervariasi dari bata-merah sampai kastanye kaya berwarna, ada yang lebih pucat, beberapa lebih gelap. Ujung telur yang lebar umumnya lebih gelap dari sisa cangkangnya, dan menunjukkan tutup atau zona. Telur berukuran 0,6-0,68 inci panjangnya, dan dari 0,45 sampai 0,5 lebarnya. Telur menetas sekitar 12 hari.
Musim kawin bervariasi dengan lokalitas dan telah tercatat berkembang biak sekitar tahun ini namun sebagian besar setelah musim hujan. Di India utara, terutama bulan Juni sampai September dan di Sri Lanka terutama bulan Desember sampai Maret atau Agustus sampai Oktober. Breeds selama Mei-Juni di Nilgiris. Spesies ini diyakini monogami dan keduanya jantan dan betina mengambil bagian dalam inkubasi dan memberi makan meski bervariasi. Orangtua mungkin menghabiskan lebih banyak waktu di sarang selama hari-hari yang sejuk. Telur menetas dalam waktu sekitar 12 hari. Cuckoos Cacomantis merulinus dan Cacomantis passerinus telah dikenal sebagai parasit induk spesies ini. Ketika sarang terancam oleh predator seperti kucing, orang dewasa telah diamati berpura-pura cedera.
Kasus langka burung yang menggunakan kembali bahan dari sarang untuk membangun kembali sarang di lokasi baru telah dicatat.
F. Prenjak Dada Kelabu
Prenjak dada-kelabu (Prinia hodgsonii) adalah pengicau kecil. Prenjak ini berkembang di subkontinen India, Sri Lanka dan Asia Tenggara.
Burung pengicau yang suka bersembunyi ini biasanya ditemukan di hutan terbuka, semak hutan, dan wilayah terbuka lainnya yang berumput. Prenjak Dada-kelabu membangun sarangnya di rumput yang tinggi dan meletakkan telurnya sebanyak 3-4 butir.
G. Ciblek Hutan
Ciblek Hutan / Prinia sylvatica Sinhala adalah burung pejalan kaki kecil, warbler dalam keluarga Cisticolidae
Ini 15 cm (6 in) panjang warblers memiliki sayap bulat pendek, ekor gondrong, kaki yang kuat dan tagihan hitam pendek. Dalam pembiakan bulu, orang dewasa berwarna abu-abu di atas, dengan supercilium putih pendek dan pantat coklat yang hangat. Ada pinggiran rufous pada sayap tertutup dan putih beringsut ke ekor. Underparts adalah keputihan-buff. Jenis kelaminnya identik kecuali bahwa laki-laki memiliki tagihan dan mulut yang lebih hitam pada musim kawin.
Di musim dingin, bagian atas berwarna coklat hangat, dan buff lebih rendah. Ekornya lebih panjang dari pada musim panas. Ada empat balapan yang berbeda dengan warna bulu. Perlombaan endemik yang khas di Sri Lanka, P. s.valida, mempertahankan bulu musim panas, termasuk ekor yang lebih pendek, sepanjang tahun, dan kekurangan supercilium dan putih di ekornya.
H. Graceful prinia
Prinia yang anggun (Prinia gracilis) adalah warbler kecil (dalam beberapa karya yang lebih tua, ini disebut sebagai warbler yang anggun). Prinia ini adalah peternak yang tinggal di Afrika Timur Laut (khususnya lembah Nil) dan Asia selatan, dari Mesir dan Somalia timur sampai Pakistan dan India Utara, di mana kadang-kadang disebut melambaikan wren-warbler.
Burung passerine yang aktif ini biasanya ditemukan di semak atau rumput tinggi di berbagai habitat dengan semak lebat, tamaris atau penutup serupa. Prinia yang anggun membangun sarangnya di semak atau rumput dan meletakkan 3-5 butir telur.
Gerobak panjang 10-11 cm ini memiliki sayap membulat pendek, dan ekor panjang yang meruncing dengan masing-masing bulu berujung hitam dan putih. Dalam pembiakan bulu, orang dewasa berwarna abu-abu-coklat di atas, dengan goresan gelap. Bagian bawahnya keputihan dengan sayap kucing, dan tagihannya pendek dan hitam.
Jenis kelaminnya serupa. Di musim dingin, orang dewasa berpakaian cokelat lebih terang di atas dengan goresan yang lebih lemah, ada lebih banyak penggemar di sampingnya, dan tagihannya lebih pucat.
Ada 12 subspesies, dimana P. g. Akyildizi, Turki selatan adalah yang paling gelap, paling kecoklatan, dan paling banyak dilukis di atas, dan memiliki sayap buff yang paling terang.
Ekor panjang sering mengokang, dan pelarian spesies ini lemah. Seperti kebanyakan warbler, prinia anggun bersifat insektivora. Panggilan itu adalah breeding truffle yang bergulir, dan lagunya adalah penggulungan zerlip yang keras.
I. Prenjak Coklat
Perenjak coklat (bahasa Latin: Prinia polychroa) adalah spesies burung dari keluarga Cisticolidae, dari genus Prinia. Burung ini merupakan jenis burung pemakan serangga keci dan memiliki habitat di padang ilalang, semak, tersebar sampai ketinggain 1.500 m dpl.
Ciri - ciri perenjak coklat memiliki tubuh berukuran agak besar (15 cm). Ekor panjang. Tubuh bagian atas coklat, sedikit bercoret atau berbintik. Ekor coklat dengan ujung putih kecil. Alis mata keputihan tidak mencolok. Tubuh bagian bawah kuning tua. Lebih putih pada kerongkongan. Dada abu-abu. Sisi tubuh dan paha coklat.
Perbedaan dengan Perenjak padi: punggung lebih tua dan coretan lebih banyak. Iris coklat kemerahan, paruh atas coklat, paruh bawah pucat, kaki keputihan. Pemalu dan sulit dilihat, tinggal dalam kerimbunan. Hidup berpasangan atau kelompok keluarga. Tidak seribut dan semencolok Perenjak Jawa.
Sarang berbentuk kubah lonjong, dari rumput. Telur berwarna putih agak biru pucat, dengan cincin jingga pada dasarnya. Berbiak bulan Februari-September.
J. Ciblek Kristal
(Deskripsi & Visual diambil dari berbagai sumber)
Bagi Ciblek / Prenjak mania untuk mendapatkan burung kesayangan anda silahkan langsung Calling kami, kami siap melayani anda.
No comments:
Post a Comment